Tahun Depan, Ujian Nasional Tetap Digelar
JAKARTA, KOMPAS.com
- Seperti diungkapkan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang
Pendidikan Musliar Kasim pada penutupan Konvensi UN di Kemdikbud,
Jakarta, Jumat (27/09/2013) lalu, jika negara ini ingin maju harus ada
ujian yang mengukur standar nasional itu sendiri. Menurut dia, perlu ada
ujian yang mengukur kompetensi peserta didik di akhir masa belajar di
satuan pendidikan.
"Akhirnya kita sepakat, tahun depan tetap melaksanakan Ujian Nasional dengan komposisi (UN:Nilai Sekolah) 60:40," ujar Musliar.
Musliar
mengatakan, komposisi untuk menentukan nilai akhir ini masih sama
dengan penyelenggaraan UN pada tahun ini. Pada tahun-tahun ke depan,
lanjut dia, baik nilai ujian sekolah maupun nilai UN, keduanya akan
menentukan kelulusan peserta didik masing-masing dengan komposisi 100
persen.
"Saya kira ini langkah luar biasa yang bisa kita sepakati," katanya.
Terkait
penggandaan soal, lanjut Musliar, telah disepakati akan diserahkan ke
daerah. Namun, kata dia, masih akan dibahas apakah berbasis regional
atau provinsi.
"Kalau itu dicetak di masing-masing daerah belum
tentu juga ada percetakan yang mampu mencetak soal di daerah itu.
Efektifitas pencetakan itu akan kita pikirkan bersama-sama,” ujarnya.
Sementara
itu, untuk butir-butir rumusan tentang pengawasan dan pengamanan akan
dimasukkan ke dalam POS. Sebelum POS itu disahkan akan dimintakan
masukan terlebih dahulu kepada dinas pendidikan provinsi.
"Misalnya,
soal pemindaian dan pengiriman rapor kalau dimasukkan ke dalam rumusan
kan terlalu detil. Mungkin, itu akan kita akomodasi ketika kita membuat
POS," tandas Musliar.
Editor | : Latief |